Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan balasan email dari seorang yang memang sebelumnya saya mengirimkan dia email, email ini sifatnya agak sedikit bersifat pribadi sih makanya balasannya pun lumayan privasi, tapi diakhir kalimat perut saya sempat tergelitik untuk menahan tawa, bukan karena isi balasan emailnya yang lucu, tapi kalimat terakhir yang terketik di layar kotak masuk email saya, disana tertulis nama gelar si pengirim email tersebut, panjaaannggg plus depan belakang gelar berjejer, hihi :D haduhh apakah penting sebuah gelar dicantumkan? atau memang saya yang norak ya? :p
Email yang isinya cukup membuat saya menahan nafas karna isinya memang serius seketika jadi buyar dan membuat saya menahan rasa tawa yang cukup lama, dan akhirnya jadi bingung entah harus saya balas apa email tersebut, hihi :D
entah apa maksud dia menambahkan daftar gelar *ilusi* yang dia tuliskan di depan-belakang nama dia. Mengapa gelar-gelar nama akademis sering dipakai atau dituliskan? seberapa pentingkah? mengingat ada banyak juga perilaku para akademisi juga yang entah itu secara asal atau sengaja menuliskan nama gelarnya rajinnn banget :) di surat undangan pernikahan mau pun pada sebuah kartu nama.
Logika yang saya pahami seperti ini sih,
Simplenya, apa penting sebuah gelar *misal* SH dicantumkan jika dia bekerja di bidang tata boga? atau dia sarjana pendidikan Biologi tapi bekerja sebagai pengrajin Kue? kira-kira gelarnya dia cukup pentingkah untuk dicantumkan? *hehe bawaan katrok nih*
Gelar akademisi kan cuma tanda bahwa dia telah menyelesaikan pendidikan tertentu, tapi ngga begitu pentingkan untk menuliskan nama gelarnya disetiap aktivitas tertentu? Pangkat atau gelar tidak menjadi tolak ukur seberapa besar kemampuan yang ia miliki atau kredibilitas yang ia pertahankan, tetap kualifikasinya yang nanti akan dinilai bukan *nama gelarnya*. ya pake *nama gelar* yang bikin berat juga ngga begitu penting dari pada *menyandang gelar* yang memang didapat dari proses akademi yang kredibel. buat apa bergelar tapi ngga kredibel? *kata guru sayah* :)
Kalau memang udah pakarnya gelar juga engga bisa jadi identik dengan kepakarannya. gelar juga memang dibutuhkan sebagai jalan menuju Expertise dibidangnya tapi ya ngga bisa jadi jaminannya juga sih. :)
Atau yang sering buat saya ngeh saat nama gelar berderet pada tulisan surat undangan pernikahan, wah ini apa hubungannya ya? hihi :D lah wong di ijab kabul saja ndak pake embel embel saya terima nikahnya Er Wulandari, SH,SEI, ST, SPt, SKG, MM, MT, MSc, MBA, SpOG, PhD, M.Eng binti Fulan dengan maskawin tersebut dibayar tunai. (ribet amat yak) -_-
Kalo nama gelar saya ya cukup Er wulandari istri dari Jauzan shalih dan Ibu dari anak anak shalih.. *aamiin* :D
Bagi saya letak kredibilitas kepribadian saya bukan ada pada nama gelar akademis saya, tapi sejauh mana saya bisa menerapkan pemikiran yang sempurna pada diri saya dengan dilihat dari aturan apa yang saya pakai saat bersyakssiyah dan bernafsiyyah. dan dengan apa yang sudah saya lakukan pada diri orang lain bisa lewat tulisan atau apapun medianya yang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang yang membacanya. :)
Sesunggunya yang benar hanyalah Milik Allah.
Word's of Er
Just want to share what my mind says to the simple words ...
Senin, 31 Maret 2014
Selasa, 11 Februari 2014
Pasukan Penyebar #CintaMulia
Begitu mudahnya, begitu cepatnya, sehingga kaum ini telah terbiasa. Ya, kaum ini terbiasa mengikuti ajaran dan aturan yang sama sekali tidak pernah datang dari Tuhannya. Kaum ini masih labil, dengan kesederhanaannya berpikir, dan keterbatasannya mencerna, sehingga memudahkannya menjadi kaum pembebek. Kaum yang terbiasa beraktivitas pada kemaksiatan, yang melupakan diri pada norma dan aturan. Kemarin perayaan natal, kemudian tahun baru, tidak lama perayaan imlek, berasaskan toleransi mereka tutup telinga dan mata atas sejarah apa yang ada dibalik perayaan itu, sejarah paganisme, sejarah yang menjauhkan diri dari kemuliaan dan kehormatan. Sebagian kaum ini mengetahui, tapi sebagian menutup diri. padahal tak akan sampai puas orang-orang yahudi sampai kaum ini mengikutinya (budaya dan ajarannya). Ya, inilah kaum yang Agamanya memiliki kekhasan yang menerangi seluruh alam, tapi sebagian umatnya memiliki lemahnya iman.
Teringat perkataan seorang teman, "Kalau kamu mau lihat bagaimana penampakan Kapitalisme, lihatlah tanggal 14 februari nanti. Begitu banyak aktivitas yang menjauhkan diri dari kemuliaan, begitu banyak brand-brand yang memfasilitasi hari kemaksiatan, karena bagi kapitalis yang penting adalah keuntungan."
Saya dengarkan dengan seksama, kemudian saya berpikir jika yang dia maksud adalah hari valentine maka penampakan kapitalisnya ialah begitu banyaknya pebisnis-pebisnis kapitalis yang memanfaatkan moment perayaan ini dengan memfasilitasi apa yang menjadi ikon perayaan ini, seperti kartu ucapan valentine, coklat, bunga, beserta paket valentine (kondom). Mereka selalu mencari celah-celah kecil agar kemudian mereka mendapatkan keuntungan material. Naudzubillah
Saya beranikan diri menjawab pernyataan dia, "Kalau kamu mau melihat penampakan penyegar mata, nanti lihatlah hari-hari sebelum hari maksiat itu ada, akan ada sekelompok manusia yang dengan lisannya ia mengubah dan mencerahkan para pelaku hari kemaksiatan, mereka bekerja secara masif, mereka siap berada dibarisan terdepan menegakan yang ma'ruf."
Mereka adalah para generasi muda yang selalu siap mengabdikan dirinya sebagai penolong Agama Allah, mereka adalah para pasukan penyebar #CintaMulia.
bermodalkan buklet #cintamulia yang didownload dari akunnya Ust. felix Siauw saya print dan bagikan kepada mereka para aktivis hari maksiat. saya bagikan pada pasukan penyebar #CintaMulia, dengan semangatnya mereka dan kesungguhan mereka, adalah kewajiban bagi mereka untuk menyebarkannya, menyebarkan opini-opini anti hari maksiat, dengan begitu akan semakin banyak orang-orang sekitar mereka yang tercerahkan, dan mafhumnya menjadi sempurna.
Budaya liberal harus ditolak, dengannya akan menghadirkan permasalahan - permasalahan pada umat, dengannya akan merusak para generasi penerus Islam, dengannya akan menjauhkan kami dari Tuhan seluruh alam, karena liberal itu bukan ideologi islam, bukan mabda yang harus dipertahankan.
last before end..
Terima kasih kepada adik-adik LDS Rohis Babakan Madang,
Semoga Allah mudahkan, semoga banyak yang tercerahkan.
Terima kasih sudah mau menjadi anak-anak yang selalu siap berada dibarisan terdepan menegakan yang Ma'ruf..
Allah Maha Melihat, Allah Maha Memberi.
Allah yang akan membalas perjuangan kalian.
Tetap tegakan panji-panji Islam.
Berjuanglah menjadi remaja Anshurullah.. :')
Hiyya lillah, hiyya lillah ... Al hukmi illa Lillah..
Allahu Akbar!
Teringat perkataan seorang teman, "Kalau kamu mau lihat bagaimana penampakan Kapitalisme, lihatlah tanggal 14 februari nanti. Begitu banyak aktivitas yang menjauhkan diri dari kemuliaan, begitu banyak brand-brand yang memfasilitasi hari kemaksiatan, karena bagi kapitalis yang penting adalah keuntungan."
Saya dengarkan dengan seksama, kemudian saya berpikir jika yang dia maksud adalah hari valentine maka penampakan kapitalisnya ialah begitu banyaknya pebisnis-pebisnis kapitalis yang memanfaatkan moment perayaan ini dengan memfasilitasi apa yang menjadi ikon perayaan ini, seperti kartu ucapan valentine, coklat, bunga, beserta paket valentine (kondom). Mereka selalu mencari celah-celah kecil agar kemudian mereka mendapatkan keuntungan material. Naudzubillah
Saya beranikan diri menjawab pernyataan dia, "Kalau kamu mau melihat penampakan penyegar mata, nanti lihatlah hari-hari sebelum hari maksiat itu ada, akan ada sekelompok manusia yang dengan lisannya ia mengubah dan mencerahkan para pelaku hari kemaksiatan, mereka bekerja secara masif, mereka siap berada dibarisan terdepan menegakan yang ma'ruf."
Mereka adalah para generasi muda yang selalu siap mengabdikan dirinya sebagai penolong Agama Allah, mereka adalah para pasukan penyebar #CintaMulia.
bermodalkan buklet #cintamulia yang didownload dari akunnya Ust. felix Siauw saya print dan bagikan kepada mereka para aktivis hari maksiat. saya bagikan pada pasukan penyebar #CintaMulia, dengan semangatnya mereka dan kesungguhan mereka, adalah kewajiban bagi mereka untuk menyebarkannya, menyebarkan opini-opini anti hari maksiat, dengan begitu akan semakin banyak orang-orang sekitar mereka yang tercerahkan, dan mafhumnya menjadi sempurna.
Budaya liberal harus ditolak, dengannya akan menghadirkan permasalahan - permasalahan pada umat, dengannya akan merusak para generasi penerus Islam, dengannya akan menjauhkan kami dari Tuhan seluruh alam, karena liberal itu bukan ideologi islam, bukan mabda yang harus dipertahankan.
last before end..
Terima kasih kepada adik-adik LDS Rohis Babakan Madang,
Semoga Allah mudahkan, semoga banyak yang tercerahkan.
Terima kasih sudah mau menjadi anak-anak yang selalu siap berada dibarisan terdepan menegakan yang Ma'ruf..
Allah Maha Melihat, Allah Maha Memberi.
Allah yang akan membalas perjuangan kalian.
Tetap tegakan panji-panji Islam.
Berjuanglah menjadi remaja Anshurullah.. :')
Hiyya lillah, hiyya lillah ... Al hukmi illa Lillah..
Allahu Akbar!
LDS Rohis SMArt Babakan Madang |
Kamis, 23 Januari 2014
Seperti apakah “Mahabbah” kita?
Bagaimana cara otakmu bekerja?
Bagaimana cara hatimu bekerja?
Ya otak tentu digunakan untuk berpikir
dan hati untuk merasakan. Hanya saja cara kita untuk berpikir dan merasakan
berbeda-beda prosesnya, berpikir menggunakan akal, merasakan menggunakan hati.
Dimana perasaan atau naluri itu akan muncul kapan saja, dimana saja dan pada
setiap pribadi yang memiliki hati saja, lalu ada akal kita yang membantu
menyempurnakan perasaan menjadi benar sesuai pada “rulenya”. Sedikit perasaan
yang saya maksud disini adalah perasaan “cinta”. Kenapa harus diberi tanda
petik dua? Ya, karena ada beberapa tipe akal manusia yang mendeskripsikan kata
cinta berbeda-beda. Bagi anak-anak cinta itu dia lihat dari seorang ibu yang
tiap hari mengurusinya dan memberikan kasih sayang padanya, bagi remaja cinta
itu adalah aku suka kamu-kamu juga suka aku – lalu kita jadian, nah bagi orang
dewasa harusnya ada kalimat lain yang bisa mereka deskripsikan lebih ideal dan
lebih bermakna serta sesuai dengan fitrahnya dan bisa memuaskan akal. Kenapa
harus seribet itu? Jelas, karena kita sedang membicarakan kata yang amat sangat
penting dan kritikal sekali untuk dicari tahu artinya, supaya kita tenang, dan
supaya kita tidak banyak tertipu dan terbodohi. Loh kok serius begitu? Lah
memang, tanpa kita tahu makna sebenarnya dari kata “cinta” makan akan sulit
bagi kita untuk menempatkan perilaku kita nanti, karena ini memang berhubungan
dengan perasaan dan kebiasaan. Supaya tidak menjadi kebiasaan yang buruk dan
dapat merugikan.
Kita ganti kata cinta dengan kata baru
yaitu “mahabbah” artinya sama saja. Mahabbah=cinta. Sedikit arti dari mahabbah
adalah kecenderungan hati kepada yang dicintainya karena ia merasa senang
kepada yang didekatnya, dan benci adalah kebalikannya. Itu pengertian cinta
yang saya pahami, mengambil kutipan dari Imam Al-Ghazali.
Mahabbah itu fitrah, suci dan putih,
sebagaimana pengertian yang dapat kita ambil dan pahami, maka dalam menjalankan
fitrah kita itu tentu harus adil dan
sesuai dengan tempatnya. Kenapa harus begitu? Ya, memang. Sebelum kita
memahamai kenapa kita harus berlaku adil dalam memperlakukan fitrah mahabbah
kita, sedikit saja penjelasan tentang jenis jenis cinta.
Cinta atau mahabbah itu ternyata ada
banyak jenisnya, kita lihat dan coba uraikan sedikit saja.
Pertama, ada cinta kepada Allah. Sebut
saja Mahabbatullah. Jenis cinta ini adalah yang paling hakiki dan pertama, juga
cinta yang paling sebenar-benarnya. Jadi kewajiban kita untuk mewujudkannya.
Mengakui eksistensi dan ke EsaanNya serta menjalankan perintahnya termasuk dari
cara mewujudkan rasa mahabatullah kita.
Kedua, mencintai apa yang dicintai
Allah. Mahabbatu ma yuhibullah. Tentu cinta kita tak mau bertepuk sebelah
tangan kan? Maka agar dapat memperoleh cinta dari Allah yang telah kita cintai,
seharusnya kita juga dapat mencintai apa yang Allah cintai juga yang dengan
jalannya kita dapat keluar dari kekafiran, misalnya dengan menjalankan ibadah
kepada Allah, dan mencintai utusan Allah, yatiu Rasulullah.
Ketiga, cinta karena Allah dan dijalan
Allah. Al-Hubbu fillah wa lillah. Yang ini jenis cinta yang menjadi syarat
mahabbatu ma yuhibullah, ngga akan jadi lurus dan atau sempurna jila jalan kita
mencintai Allah dan mencintai apa yang dicintai Allah tidak sesuai aturannya
Allah dan syariatnya Allah. Misal mencintai saudara kita yang dilandasi
keimanan. Bukan karena suka sama suka atau karena dia memiliki apa yang kita
sukai.
Keempat, cinta yang mendua kepada Allah.
Al-Mahabbah ma’allah. Jenis cinta ini yang sering jadi komplikasi nih, karena
banyak yang menjadikan kecintaan kita pada Allah dan selain Allah itu sama
kadarnya. Yang ini jelas tidak boleh diagungkan dan dijadikan kebiasaan.
Kelima, rasa cinta yang manusiawi. Al
mahabbah ath-thabi’iyyah. Jenis cinta ini ya kita boleh memilikinya, karena
jenis cinta ini yang sesuai dengan naluri dan watak kita untuk mencintai. Cinta
ini boleh saja diwujudkan asal tidak menjauhkan kita dari mahabbatullah.
Setelah kita mengetahui beberapa
jenis-jenis cinta diatas, maka kita sudah mulai mengkoreksi dan memahami
sebenarnya kejadian apa yang sedang kita alami dalam hati dan perasaan kita.
Bisa jadi yang kita rasakan adalah jenis cinta yang bukan semestinya dan bukan
sepantasnya. Kita ambil contoh pengertian cinta yang banyak dipahami oleh orang
banyak, yaitu cinta pada lawan jenis. Memang itu salah ya? Tentu tidak, itu kan
fitrah dan bisa jadi anugerah. Asal saja tidak salah memperlakukannya. Jika
masih emosi kita labil, maka hanya akan ada kegundahan dan keraguan karenanya.
Maka pahamilah dulu mahabbah apa yang sebenarnya sedang kita alami. Terlalu
lebay mengeksposenya, atau terlalu lebay memperlakukannya adalah salah
kaprahnya kita mengartikan mahabbah kita, dikit-dikit mikirin dia, dikit-dikit
update status tentangnya, dikit-dikit pandangin matanya, dikit-dikit pegang
tangannya, eh dikit-dikit dipegang lama-lama semuanya kepegang. nah loh?
Lantas kita bawa kemana perasaan cinta
kita?
Tujuan cinta?
Dan pada siapa kita melabuhkan cinta?
Only Allah. Dialah Sang Maha Pemilik
Hati, Yang Maha Memberi, dan Maha Sempurna. Ya hanya pada Allah seharusnya kita
melabuhkan cinta kita. Cinta pada Allah, cinta tanpa batas dan tanpa cela dan
cinta yang paling banyak memberikan kebaikan pada hambaNya. Dan cinta karena
Allah yang akan membahagiakan kita kelak.
Secara fitrah hati kita akan tertuju
pada Allah dan cenderung mencintai Dia, karena memang Allah yang memberi kita
nikmat dan Allah yang berjasa atas hidup kita. Lah yang menciptakan hati kita
agar dapat hati kita timbul rasa cinta siapa lagi? Only Allah.
Cinta akan muncul sejalan dengan
motivasi yang kita dapat, kita lihat bagaimana kemuliaan akan kita dapat dari
Allah saat mahabbatullah kita bekerja, dan Only Allah yang lebih layak dicintai
dari segalanya, karena Allah memiliki nama dan sifat-sifat yang baik dan mulia.
Rugi sekali jika ada orang yang
berpaling dari cintanya Allah, karena Allah tidak meminta imbalan dan Allah
memenuhi semua kebutuhan setiap mahlukNya. Begitulah cara cinta Allah bekerja
pada kita.
“Tiga hal yang barang siapa mampu
melakukannya maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu pertama, Allah dan
Rasul-Nya lebih ia cintai daripada keduanya, kedua, tidak mencintai seseorang
kecuali hanya karena Allah, ketiga, benci kembali pada kekafiran sebagaimana ia
benci dilemparkan ke neraka” (HR. Bukhari)
Sudah dapatkah kita mengerti apa yang
seharusnya kita lakukan pada perasaan cinta kita?
Semuanya harus terpusat pada
mahabbatullah, dan mahabbah fillah, juga mahabbah kepada sesuatu yang dapat
mengingatkan kita pada keduanya. Allah dulu. Allah sekarang. Allah nanti.
Maka jauhilah dari mahabbah ma’allah. Bisa
jadi itu kemusyrikan dan aplikasi cinta yang tercela.
#LovebecauseAllah
#UhibbukumFillah J
Selasa, 24 Desember 2013
Jika lelah, Ingatlah kalimat ini Er!
Sedikit penyemangat kala hati ini sedang lelah, lelah bukan karena badan ini menuntut untuk beristirahat. Tapi, lelah saat bertemu dengan orang - orang yang sulit untuk diajak amanah apalagi sedikit mengorbankan waktunya ketika sudah aqad dengan saya, sungguh sedikit-sedikit hal itu menggerus rasa semangat saya.
But, Doesn't kill make you stronger?!
Tulisan ini saya ambil dari kutipan bukunya "Muhammad Choirul Anam - Kota Roma Menanti Anda."
Sungguh, Anda termasuk hamba Allah yang beruntung. Itulah yang dikatakan Rasulullah. beliau bersabda, "Islam
datang dalam keadaan asing, dan akan kembali asing sepeti semula. Maka
berbahagialah orang-orang yang asing." Ditanyakan kepada Rasulullah,
"Siapakah orang yang asing itu?" Rasul menjawab, "Yaitu orang -orang
yang melakukan perbaikan (islah) pada saat manusia pada umumnya rusak." (HR. Thabrani)
Orang asing yang beruntung itu adalah Anda. Sebab, Anda telah bersedia mencurahkan tenaga, harta dan pikiran untuk memperbaiki kondisi masyarakat dan sistem yang rusak, disaat kebanyakan orang disibukan dengan urusan pribadinya masing-masing.
Yang memilih Anda adalah Allah, Pencipta Alam. Yang Memuji Anda adalah Rasulullah, Pemimpin para Nabi. Betapa hebat apa yang Anda lakukan sehingga Rasulullah sampai memuji Anda sebagai orang-orang yang berbahagia. Masihkah ada kebahagiaan lain di banding pujian Rasulullah?
Apakah dunia dan segala isinya ini bisa disejajarkan dengan pujian beliau?
But, Doesn't kill make you stronger?!
Tulisan ini saya ambil dari kutipan bukunya "Muhammad Choirul Anam - Kota Roma Menanti Anda."
Wahai saudaraku....
Tiada kata paling tepat dan paling indah untuk Anda yang telah mengabdikan diri di jalan Allah, kecuali kata: Selamat.
Berbahagialah.
Sebab, diantara sekian banyak hamba Allah, Anda termasuk orang yang
terpilih untuk melanjutkan tugas para Nabi dan Rasul.
Bersyukurlah.
Sebab, tidak semua orang mendapatkan kebahagiaan untuk berjuang dan
mengabdikan diri di jalan Allah. Tak banyak orang yang rela dan sanggup
untuk ikut berperan dalam mengubah kondisi masyarakat yang rusak menjadi
lebih baik, seperti Anda.
Orang asing yang beruntung itu adalah Anda. Sebab, Anda telah bersedia mencurahkan tenaga, harta dan pikiran untuk memperbaiki kondisi masyarakat dan sistem yang rusak, disaat kebanyakan orang disibukan dengan urusan pribadinya masing-masing.
Yang memilih Anda adalah Allah, Pencipta Alam. Yang Memuji Anda adalah Rasulullah, Pemimpin para Nabi. Betapa hebat apa yang Anda lakukan sehingga Rasulullah sampai memuji Anda sebagai orang-orang yang berbahagia. Masihkah ada kebahagiaan lain di banding pujian Rasulullah?
Apakah dunia dan segala isinya ini bisa disejajarkan dengan pujian beliau?
Sekarang,
mari kita bayangkan. andai saja di tempat kerja, kita dipilih oleh
atasan untuk menjalankan tugas khusus, padahal ditempat kerja itu masih
banyak orang yang secara akademik atau menurut pertimbangan lain lebih
mampu. Lalu, kita diberi pujian atau reward yang mengagumkan, bagaimana
perasaan kita?
Atau misalnya kita seorang mahasiswa, kemudian kita
dipilih oleh rektor untuk melakukan riset khusus, lalu hasil kerja kita
dipuji dan kita diberi gift khusus. Apakah kita tidak bahagia?
Atau
kita dipilih presiden untuk melakukan misi khusus, kemudian ia memuji
kita dan memeberi imbalan yang sangat besar nilainya, bukankah kita
orang yang sangat beruntung?
Padahal saat ini, yang
memilih kita bukan sekedar pimpinan, rektor, atau presiden. Tetapi yang
sekarang memiilh Anda adalah penguasa alam semesta raya dan yang memuji
Anda adalah pemimpin para Nabi dan Rasul.
Sungguh, Anda adalah manusia yang paling beruntung saat ini.
Langganan:
Postingan (Atom)